JENIS PISANG YANG SERING DIKONSUMSI


inilah beberapa pisabg yang sering dikonsumsi di Indonesia

Pisang Ambon Kuning
Pisang Ambon Kuning cocok untuk hidangan buah segar, memiliki ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lainnya dengan kulit buah tidak terlalu tebal dengan warna kuning muda. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Rasa daging buah pulen, manis, dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (satu sisir berisi 15-20 buah) dengan berat per tandan 18-20 kg.

Pisang Ambon Lumut
Pisang Ambon Lumut cocok untuk hidangan buah segar. Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang dan lebih tebal daripada kulit buah pisang ambon kuning. Daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan rasanya lebih manis. Dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan berat 15 – 18 kg..

Pisang Ambon Putih
Pisang Ambon Putih cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lumut. Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-putihan. Daging buah berwarna puith kekuningan dengan rasa agak asam, dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir dengan berat 15-25 kg.

Pisang Barangan
Pisang Barangan cocok untuk hidangan buah segar. Pisang Barangan terdiri dari 2 jenis, yaitu pisang barang yang berwarna kemerah-merahan dan yang berwarna kuning. Pisang Barangan yang berwarna kemerah-merahan memiliki daging buah yang lebih besar dan rasa yang lebih enak dan aroma yang lebih harum daripada yang berwarna kuning. Dalam satu tandan terdapat 5-12 sisir degang berat 9-20 kg.

Pisang Raja
Pisang Raja cocok untuk hidangan buah segar maupun olahan. Kulit buah tebal dan berwarna kuning berbintik hitam pada buah yang telah masak. Ukuran buah cukup besar dengan diameter 3,2 cm dan panjang 12-18 cm. Daging buah yang telah matang berwarna kuning kemerahan bila dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (setiap sisir berisi 14-16 buah) dengan berat per tandan 12-16 kg. Bunga muncul 14 bulan sejak anakan dan buah akan masak 5,5 bulan kemudian.

Pisang Kepok
Pisang Kepok cocok untuk makanan olahan. Jenis pisang kepok yang lebih dikenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning dengan warna daging buah sama seperti namanya. Daging buah bertekstur agak keras dengan aroma yag kurang harum. Kulit buah sangat tebal dan berwarna hiaju kekuningan pada buah yang telah masak. Pisang kepok kuning rasanya lebih enak daripada pisang kepok putih. Dalam satu tandan dapat mencapai 10-16 sisir (satu sisir berisi 20 buah pisang) dengan berat per tandan 14-22 kg.

Pisang Tanduk
Pisang Tanduk cocok untuk makanan olahan. Buahnya berukuran besar dengan panjang lebih dari 20 cm. Kulit buah tebal dan berwarna kuning kemerahan berbintik hitam. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Dalam satu tandan terdapat hanya sekitar 1-3 sisir (satu sisir terdiri dari 10-15 buah) dengan berat per tandan 7-10 kg.

Pisang Badak
Kulit buah agak tebal, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah berwarna puith kekuningan. Rasa buah manis agak asam dengan aroma kurang harum. Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dengan berat per tandan mencapai 14 – 18 kg.

Pisang Nangka
Pisang Nangka cocok untuk makanan olahan. Buah berukuran agak panjang, sekitar 15 cm. Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun sudah matang (buah yang sangat masak berwarna hijau kekuningan). Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis agak asam dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 7-8 sisir dengan berat tandan 11-14 kg.

Pisang Mas
Pisang Mas cocok untuk hidangan buah segar. Buah berukuran kecil-kecil dengan diameter 3-4 cm. Kulit buah tipis dengan warna kuning cerah pada buah yang masak. Daging buah lunak, rasanya sangat manis dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir (satu sisir dapat mencapai 18 buah) dengan berat per tandan 8-12 kg.

Pisang Susu
Pisang Susu cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah kecil hampir sama dengan pisang mas. Kulit buah tipis, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah putih kekuningan. Rasa buah manis, lunak dan berarom harum. Dalam satu tandan terdapat sekitar 8 sisir (satu sisir berisi 12-16 buah) dengan bertat per tandan 12-16 kg.

Pisang Cavendish
Pisang Cavendish cocok untuk hidangan buah segar. Dari 36 subkultivar pisang cavendish hanya beberapa subkultivar yang telah diusahakan sebagai tanaman perkebunan, yaitu:

Grain Naine, berasal dari Perancis. Bentuk buah silindris dari atas ke bawah membentuk kerucut. Setiap tandap terdiri dari 12 sisir(satu sisir terdiri dari 24-36 buah) dengan bobot 45-65 kg. Jarak antar sisir cukup longgar sehingga jumlah buah yang salah bentuk tidak banyak.

Petit Naine, berasal dari Perancis. Buah berukuran kecil dan cukup ringan. Rasanya kurang manis. Jarak antar sisir cukup dekat sehingga banyak buah yang salah bentuk.

Omalag, berasal dari Filipina. Buah di tandan bagian atas berukuran relatif besar selanjutnya makin ke bawah makin mengecil. Jarak antar sisir berdekatan.

William, berasal dari Australia. Dibedakan menjadi dua, yaitu william tall dan william small. Ukuran buah relatif seragam dengan kulit buah tipis berwarna kuning kehijauan ketika matang. Jarak antar sisir cukup jauh. Bobot buah per tandan 35-50 kg.

Valery, berasal dari Amerika Tengah. Bentuk buah cukup bagus karena jarak antar sisir relatif jauh. Setiap tandan terdiri dari 14-20 sisir dengan bobot per tandan 35-50 kg.

2 CARA MEMPERBANYAK BENIH PISANG


Pisang merupakan salah satu buah-buahan dari tanaman tropis yang sangat digemari oleh masyarakat kita karena kandungan gizi buah pisang tinggi. Kandungan gizi buah pisang lengkap yaitu untuk 100 gram mengandung 1,3 gram protein, 0,2 gram lemak, 465 kalori, 11 mg kalsium, 0,5 gram serat, vitamin A, B2, B6, C dan 70 gram air. Buah pisang baik untuk bayi sampai orang lanjut usia. Buah pisang dapat dimakan dalam keadaan segar maupun dalam bentuk olahan. Konsumsi buah pisang per kapita per tahun di Indonesia cenderung menurun sejak tahun 1990 sebesar 13,83 kg, tahun 1993 sebesar 12,58 kg, tahun 1996 sebesar 9,5 kg dan tahun 1999 hanya sebesar 8,27 kg. Penurunan konsumsi buah pisang tersebut kemungkinan disebabkan oleh produksi buah pisang tidak sebanding dengan meningkatnya kebutuhan akibat perkembangan jumlah penduduk, walaupun data yang ada menunjukkan adanya peningkatan produksi.

Usaha meningkatkan produksi buah pisang di beberapa daerah mendapat hambatan dengan adanya serangan beberapa penyakit, sehingga perlu mendapat perhatian khusus karena penularan penyakit tersebut sangat cepat. Salah satu cara penanggulangan penyebaran penyakit adalah dengan penyediaan benih bermutu yang bebas penyakit. Perbanyakan benih pisang bermutu yang bebas penyakit tentunya diperlukan ketelitian dari penentuan pohon induk, cara perbanyakan dan pemeliharaan sampai saat benih tersebut disalurkan.

Dalam perbanyakan benih pisang perlu diperhatikan :
1. Pohon induk
2. Cara perbanyakan
3. Legalisasi mutu

1. Pohon Induk

Perbanyakan benih pisang bebas penyakit diperlukan pohon induk yang produksi dan kualitasnya tinggi serta berasal dari areal pertanaman yang benar-benar bebas dari penyakit. Para petani atau pedagang benih biasanya mendapatkan benih yang berasal dari kebun produksi, sehingga belum menjamin benih tersebut bebas dari penyakit. Untuk mendapatkan benih pisang dalam jumlah yang banyak, perlu dibuat kebun induk yang dipelihara secara intensif dan sedapat mungkin terisolasi jauh dari kebun pisang lainnya, sehingga pohon induk terbebas dari serangan penyakit yang menular dan terbawa benih.

Pohon induk telah terdaftar di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) sehingga terjamin kemurnian (jenis dan varietasnya) dan bebas dari penyakit menular.

Penyakit penting di tanaman pisang yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan atau pemilihan pohon induk pisang adalah sebagai berikut:
a. Layu Fusarium/Panama Disease (Fusarium oxysporum f.sp.cubense (E.F. Smith Snyder & Hansen)

Gejala:
Cendawan yang disebut F. Oxysporum menyerang jaringan empulur batang melalui akar yang luka. Batang yang sakit akan banyak kehilangan cairan dan berubah warna menjadi kecoklatan, bagian tepi bawah daun menjadi kuning tua (layu), merambat ke bagian dalam secara cepat sehingga seluruh permukaan daun menguning.
Tangkai daun patah di bagian pangkalnya yang berbatasan dengan batang palsu. Kadang- kadang lapisan luar dari batang palsu terbelah mulai dari permukaan tanah. Jika pangkal batang dibelah membujur terlihat garis coklat atau hitam menuju kesemua arah dari pangkal batang (bonggol) ke atas, melalui jaringan pembuluh pangkal dan tangkai daun. Apabila bonggol pisang yang sakit dibongkar akan nampak sebagian besar leher akar berlubang berwarna hitam-hitam.Tanaman yang terserang tidak mampu berbuah atau bila berbuah tidak terisi.

Tanaman inang:
- Heliconia caribea (Musaceae).
- Cendawan dapat ditemukan pada akar beberapa jenis gulma yang tumbuh berasosiasi dengan tanaman pisang namun ternyata hanya bersifat sapropit atau parasit ringan untuk sekedar bertahan selama tidak ada tanaman pisang.

b. Layu bakteri/Moko Disease

Palstonia (Pseuodomonas) solanacearum E.F. Smith pv. celebensis

Gejala:
Timbulnya gejala serangan bakteri P. solanaearum pada daun biasanya baru tampak setelah munculnya tandan buah atau fase generatif.
Mula-mula daun muda berubah warna, dari ibu tulang daun keluar garis coklat kekuning-kuningan ke tepi daun. Dalam waktu satu minggu semua daun menguning lalu menjadi coklat.

Gejala pada batang pisang:
Cairan merah keluar melalui luka pada batang, adakalanya cairan keluar bersamaan dengan keluarnya jantung pisang.
Pada buah gejalanya agak lambat, pada umumnya saat buah hampir menyelesaikan proses pemasakan. Buah tampak seperti dipanggang, berwarna kuning coklat, layu dan busuk. Buah yang terserang isinya terlarut sedikit demi sedikit dan berisi cairan seperti lendir merah kecoklatan.
Tanaman inang:
Sampai saat ini sudah diketahui lebih dari 200 species tanaman dapat diserang oleh bakteri ni, diantaranya tanaman tembakau, kentang, tomat, terung, cabai, kacang-kacangan, tanaman hias dan berbagai jenis gulma.

c. Bercak daun/Sigatoka/Black Leaf Streak Cendawan (Mycosphaerella musicola Mulder).

Gejala:
Gejala awal sangat jelas pada daun ketiga atau keempat dari pucuk yaitu mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun.
Bintik-bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman, sehingga seluruh helaian daun menbjadi kuning.
Namun sepanjang urat daun utama (pelepah atau tangkai daun) biasanya berwarna hijau.
Daun menjadi lebih cepat kering dan buah matang sebelum waktunya.


d. Kerdil pisang/Bunchy top Virus

Gejala:
Daun mudah tampak lebih tegak, pendek, sempit, dan tangkainya lebih pendek dari yang normal.
Daun menguning sepanjang tepinya, laslu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah.
Tanaman terhambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset padsa ujung batang palsunya.

Tanaman inang:
-Virus :abaca (Musa textiles), Heliconia spp, bunga tasbih (Canna spp);
-Serangga penular (vector): abaca, heloconia, keladi (Colacasia spp), bunga tasbih, lengkuas (Languas speciosa), pacing (Castus mexicanus), dan temu-temuan (Zingiber spp).

2. Cara perbanyakan

Perbanyakan benih pisang dapat dilakukan secara konvensional (pemisahan anakan dari induknya, pembelahan bonggol) dan kultur jaringan.
Perbanyakan benih dengan anakan paling banyak digunakan oleh petani karena mudah dilaksanakan, namun perolehan benih sedikit dan tidak seragam sehingga kurang efisien dalam skala usaha yang luas.

Perbanyakan benih melalui kultur jaringan memerlukan keahlian dan ketelitian yang tinggi karena menggunakan sarana dan bahan yang steril, sehingga memerlukan modal yang cukup banyak.
Kedua cara tersebut di atas dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi biaya, tenaga dan waktu yang diperlukan.
Kedua cara perbanyakan tersebut masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Cara perbanyakan

Keuntungan

Kerugian

Anakan (konvensional)

- Biaya murah

- Perolehan bibit per pohon sedikit

- Memerlukan waktu yang cukup lama

Kultur jaringan

- Dapat memproduksi dalam jumlah yang banyak

- Kecil kemungkinan terinfeksi penyakit

- Lebih cepat berbuah

- Biaya mahal


Perbanyakan secara konvensional:
Benih rebung:
Bentuk benih berupa tunas yang belum berdaun, tinggi antara 20 – 40 cm.
Cara ini mudah melakukan pembongkaran karena tunas masih kecil dan berada di dekat permukaan tanah.
Benih anakan muda
Berupa tunas yang sudah keluar daun, tetapi daunnya masih menggulung sehingga menyerupai pedang, tingginya antara 41 – 100 cm.
Benih anakan sedang
Berupa tunas yang telah berdaun mekar sehelai, tingginya antara 101 – 150 cm.
Benih anakan dewasa
Anakan yang telah berdaun lebih dari dua helai, tingginya antara 151 – 175 cm.
Cara perbanyakan ini sulit didapatkan dalam jumlah banyak secara serempak dan memerlukan waktu yang relatif lama.
Benih dari belahan bonggol
Berupa benih dari persemaiann belahan bonggol yang pohonnya telah dipungut hasilnya.
Keuntungan dari cara perbanyakan dengan belahan bonggol sebagai berikut:
· Memperoleh benih dalam jumlah banyak dan bentuknya seragam;
· Memudahkan pengangkutan;
· Tahan lama dalam penyimpanan;
· Memudahkan perlakuan benih untuk pencegahan serangan OPT.
Tahapan pembuatan benih
Tunas anakan:
- Tentukan pohon induk yang unggul dan dari populasi yang benar-benar bebas dari serangan penyakit (telah diregistrasi oleh BPSBTPH);
- Pilih anakan segar dan sehat, kemudian bongkar dengan menggunakan cangkul atau linggis
- Kumpulkan benih pada tempat yang teduh, bersihkan akar beserta tanahnya, kurangi daunnya, seleksi menurut besar dan tingginya benih untuk mendapatkan benih yang seragam
- Celupkan benih ke dalam larutan formalin 5% selama 20 menit atau ke dalam air panas 55° C selama 30 menit.
- Angkat dan kering anginkan benih di tempat yang teduh.
- Benih dapat ditanam langsung (anakan dewasa) atau ditanam dalam polybag (tunas anakan/ rebung).
Benih belahan bonggol
- Tentukan pohon induk yang unggul dan dari populasi yang benar-benar bebas dari serangan penyakit (telah diregistrasi oleh BPSBTPH);
- Bongkar pohon/bonggol dengan alat cangkul atau linggis;
- Bersihkan bonggol dari tanah dan akar-akar yang masih menempel secara hati-hati agar mata tunas tidak rusak;
- Potong batang semu dan sisakan 10 – 12,5 cm di atas pangkal bonggol;
- Periksa warna bonggol pada bekas potrongan. Bila berwarna putih menunjukan bonggol itu sehat;
- Potong atau belah bonggol tersebut arah membujur sehingga menjadi beberapa belahan bonggol dengan ukuran 10 x 10 x 10 cm. Tiap belahan bonggol minimal memiliki satu mata tunas atas.
- Masukan belahan bonggol kedalam air panas 55° C selama 60 menit dan masukan kedalam larutan ZPT IBA 20 ppm selama 60 menit. Tujuan merendam ke dalam air panas adalah untuk menghilangkan hama penyakit dan ZPT untuk merangsang pertumbuhan tunas.
- Angkat dan kering anginkan benih di tempat yang teduh dengan menggunakan alas plastik atau tempat dari bambu;
- Selanjutnya benih dapat ditanam di pesemaian atau ditanam dalam polybag sebelum ditanam di lapangan. Benih asal belahan bonggol biasanya setelah berumur 3 bulan telah keluar daun 2 – 3 helai.

3. Legalisasi mutu

Untuk menambah kepercayaan para konsumen (petani pemakai benih) mengenai mutu benih yang akan dipasarkan perlu adanya legalisasi tentang mutu dengan cara memberikan label/ sertifikat setiap benih yang akan disalurkan.

Tahapan pelaksanaan pelabelan benih:
- Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran sumber benih atau pohon induk dan teknis pelaksanaan perbanyakan benih.
- Pemasangan label dilakukan setelah calon benih telah lulus pemeriksaan lapangan.

Waktu pemeriksaan lapangan sebagai berikut:
· Pemeriksaan pendahuluan: dilakukan sebelum pengambilan tunas;
· Pemeriksaan I: dilakukan saat pelaksanaan pengambilan tunas;
· Pemeriksaan II: dilkakukan saat proses pemeliharaan;
· Pemeriksaan III: dilakukan 7 hari sebelum salurkan.

Persyaratan untuk pengajuan pelabelan:
· Pengajuan permohonan pelabelan dilakukan 10 hari sebelum pengambilan tunas;
· Surat permohonan pelabelan dilampiri dengan :
- Bukti asal usul benih sumber;
- Peta/denah lokasi penangkaran;
- Rencana cara perbanyakan yang akan digunakan.
· Setiap tahan pemeriksaan lapangan, pemohon memberitahukan kepada pengawas benih untuk dilakukan pemeriksaan.
Referensi
Anonim, Penyebaran penyakit penting pada tanaman hortikultura (buah-buahan), Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Dit. Jen. Pertanian Tanaman Pangan, 1994.
Anonim, Pedoman pengenalan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman buah-buahan (tanaman pisang, mangga dan rambutan), Dit. Jen. Bina Produksi Hortikultura, 2002;
Anonim, Berkebun pisang intensif, Trubus. 2002.
Supriyadi Ahmad, Ir. Dan Suyati Satuhu, B.Sc. Pisang Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar.
Sukarsa, E. Dan Hidayat, Y. 2008. Modul Pembenihan Tanaman Pisang. Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembasng, Badan Pengembangan SDM Pertanian.

cara menanam pisang mas


Pisang yang ditanam masyarakat terutama yang di pekarangan dan tumpang sari biasanya sekedar ditanam, dibiarkan, saat panen dipetik hasilnya. Tentu saja hal ini sulit diharapkan menghasilkan pisang mas kualitas baik yang mempunyai harga tinggi di pasar. Pembudidayaan berikut ini sudah teruji dan dilakukan di kelompok-kelompok tani desa Sukodono dan Srimulyo Kec. Dampit Kab. Malang sebagai prosedur budidaya standar untuk menghasilkan pisang bermutu sangat baik (kualitas A dan B)



A. PENANAMAN

























Siapkan lubang tanam dengan diameter 50 X 50 X 50 cm
Dibiarkan terbuka selama 2 minggu (untuk menghilangkan sisa-sisa racun dalam tanah dan memperbaiki sirkulasi udara)
Diberi pupuk organik/bokashi 10-15 kg
Bibit ditanam
B. PERAWATAN TANAMAN

1. Penjarangan Anakan

Dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman optimum dan meminimalisir persaingan antar tanaman dalam memperoleh unsur hara, air, dan sinar matahari.

Anakan disisakan 2 pohon per tanaman, pilihlah anakan yang mempunyai penampilan paling baik

2. Pemupukan

Dengan penambahan 10-15 kg bokashi (pupuk organik) tiap tahun kebutuhan unsur hara tanaman pisang sudah tercukupi. Jika dilakukan penambahan pupuk, berilah hanya pupuk NPK sedikit saja. (Berdasar pengalaman penambahan pupuk urea , terutama yang kelebihan dosis akan menyebabkan tanaman menguning dan batangnya pecah-pecah karena kelebihan N).

3. Sanitasi Kebun

Bersihkan gulma dan serasah/daun-daun kering di seliling tanaman

Potong pelepah-pelepah yang mati atau sakit.

Sanitasi yang buruk akan menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit. Disamping itu hindarkan saling bertukar alat (sabit, pisau, cangkul, dll) dengan kebun lain yang sudah tertular penyakit.

4. Pembrongsongan

Dimaksudkan untuk mengurangi intensitas serangan hama, menambah corak buah menjadi menarik, dan menambah berat buah per tandan.

Pembrongsongan dilakukan saat ontong sudah menunduk sebelum bunga mekar.

Brongsong pisang disarankan plastik warna biru. Berdasarkan pengalaman jika tidak terdapat plastik warna biru, brongsong karung atau kain dari bahan polyetilen sudah cukup memadai. Penggunaan plastik tembus pandang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan buah terbakar (jelek mutunya)

7 Tips Mengidentifikasi Profil Facebook Palsu


Banyak profil palsu bertebaran di Facebook dan kadang Anda menerima permintaan pertemanan dari mereka atau malah sudah jadi teman. Tidak jarang profil abal-abal semacam ini membahayakan. Mungkin saja pembuatnya seorang penjahat yang sedang mencari mangsa. Atau bisa jadi ia berniat memata-matai Anda dengan motif tertentu.

Bagaimana cara untuk mengidentifikasi sebuah profil Facebook yang belum dikenal itu palsu atau tidak? Berikut tips dan triknya:

1. Foto yang terlalu sempurna biasanya mengindikasikan sebuah profil Facebook adalah palsu. Baik foto yang dipajang di profil picture atau di album, jika semuanya menampilkan sosok tanpa cela dan bahkan mungkin diberi sentuhan Photoshop, besar kemungkinan profil ini hanyalah rekaan.

2. Berhati-hatilah jika sebuah profil mendeskripsikan penggunanya sebagai orang yang memenuhi kriteria Anda sebagai teman atau pasangan yang sempurna. Mungkin ini adalah jebakan khusus bagi Anda sehingga ia dapat mengorek informasi lebih dalam melalui percakapan online.

3. Telitilah seberapa banyak teman Facebook yang dimilikinya. Rata-rata user Facebook memiliki 130 teman. Jika jumlah temannya lebih rendah dari angka itu, mungkin saja user Facebook tersebut hanyalah rekayasa.

4. Seberapa banyak mutual friends atau teman yang sama antara Anda dengan calon teman Facebook juga bisa menjadi sarana identifikasi. Semakin sedikit mutual friends, Anda agaknya harus semakin waspada.

5. Jika dirasa perlu, gunakan mesin cari untuk meneliti nama di profil Facebook tersebut dan apakah informasi yang disampaikan di data pribadinya benar. Misalnya, nama sekolahnya.

6. Periksalah foto-fotonya. Orang yang benar-benar nyata seringkali punya foto yang menampilkan diri mereka dengan teman dan keluarganya.

7. Pengguna Facebook dengan profil asli hampir selalu memiliki foto yang ditag oleh teman mereka. Sebaliknya, profil Facebook palsu sering hanya menampilkan foto diri sendiri.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review